anyeong haseo.....
part 4 nya udah jadi nih... maaf rada lama sedikit...
karena urusan sekolahku gak bisa buat di tinggalin...
silahkan membaca ^^
Lee
Donghae POV
Hari ini aku dan Ji Seun memutuskan pergi ke tamanan ria…. Tempat yang
paling ia sukai… bukan untuk apa aku mengajaknya kemari, melainkan untuk memberi
sedikit kebahagiaan kepadanya… karena, aku akan pergi meninggalkannya nanti……
aku terlalu tamak jika melibatkannya dengan urusan perasaanku ini…… dia benar –
benar gadis yang baik….
“ Ji Suen~ah…. Apa kau
senang es krim itu dan naik kicir ini
bersama oppa…” seruku.
Gadis di hadapanku ini menganguk , hah… ia membuat perasaanku lega,
tetapi mengapa hari ini aku sedikit gelisah ketika memikirkan Ha Ra.
1 jam kemudian kami memutuskan
duduk di bangku yang terletak tengah taman ria.
“ Oppa aku lelah bersenang –
senang seharian ini bersamamu…! Bisakah aku bersandar di pundakmu…” ujar yeoja
itu.
Akupun menyandarkan kepala
yeoja itu di pundakku, ia bersandar dan mulai meflash back cerita saat kami
pertama kali bertemu, sampai akhirnya ia mengungkapkannya lagi, yah…
perasaannya. Perasaannya terhadapku yang tak pernah ia tutupi, tapi apa yang ia
keluarkan dari bibir manisnya itu mewakili perasaanya terhadapku secara tidak
tersurat.
“ kau memang gadis yang pandai membalut
perasaanku Ji Seun ah…” gumamku dalam hati.
Aku pun terdiam beberapa saat…
“ Maaf… Ji Suen… aku memang
sangat menyukaimu, tapi aku tidak bisa membawamu ke dalam hatiku.. ada
seseorang yang membutuhkanku lebih dari dirimu, aku sangat menyanyagimu,,,,”
ujar donghae lembut sembari mengarahkan pandangnnya kepada yeoja yang bersandar
di pundaknya itu.
“ hah… gadis nakal… kau tidur
di saat aku serius berkata kepadamu..” seru donghae sembari merapikan rambut
yang menutupi wajah yeoja itu..
“ aku akan selalu menjadi
bayanganmu.. dan tidak akan meninggalkan mu Ji Suen.. meskipun tubuhku bersama
orang lain”
“ Clup…” ( tepat di kening yeoja manis ini )
--------------------------
“ You are my everything…
Nothing your love won’t bring…
My life is yours alone….”
Nothing your love won’t bring…
My life is yours alone….”
Aku
terpecah pada lamunanku yang entah sedang memikirkan apa…
“
ayah Ha Ra.. ?”
“
Yobseo….”
“
bukankah sudah ku peringatkan agar kau menghindari hal yang tidak boleh kau
lakukan…” seru laki – laki di ujung sana.
“
ma’af apa maksud anda… ?” Tanyaku bingung
“
kau tidak tau ! jangan menutupinya… ! aku tau
jika kau laki – laki baik , tapi jangan kau permainkan seperti ini putriku
! bukankah kau sudah menyetujui perjanjian kita…” Ujar nya
Aku
tercekat.. mendengar perkataanya ! mana mungkin aku melupakan perjanjian itu,
aku mengingatnya… mengingat semuanya. Tapi aku tak tau jika aku terseret sampai
sejauh ini.
“
apa yang terjadi ?” tanyaku bodoh
“
apa kau tau …!! Ha Ra melihatmu berjalan dengan seorang Yeoja tadi… !! akh……apa
sampai sekarang kau masih bersamananya ??” cetusnya
“
Tidak !! ajjushi ku mohon jangan katakana apapun padanya, kau harus
menjanganya.. “ ujar donghae gelisah
“
tentu saja aku akan menjaga putriku… ! sekarang terserah padamu..! jika terjadi
sesuatu pada putriku nantinya… kau orang yang akan ku cari ! Arraso…” seru
lelaki itu.
“
Aku… “ tut… tut… tut…” sambungan telpon itupun terputus.
---------------
Flashback-
“
akh…. Mengapa aku harus menjalani PKL di rumah sakit! Jelas – jelas aku tidak
menyukainya! Tenang Lee Dong Hae ini hanya sebulan dan kau pasti bisa ,
Fitthing!!!” ujarku menyemangati diri.
Setiap
hari selama sebulan di akhir kelulusanku dari ‘DongJung BoSan School’
aku menjalani kewajiban siswa untuk melakukan ‘Praktik Kerja Lapangan’ dan
kebetulan sekali aku di tugaskan di tempat yang tidak ku sukai, Rumah sakit.
Sudah 18 hari ini aku melakukan tugasku. Setiap paginya aku harus menganti bunga, mengantar makanan bahkan membantu
suster untuk menganti infuse, atau kita bisa menyimpulkannya sebagai
asistensuster. Seperti pagi ini, aku memarkirkan skuterku di tempat parkiran
yang masih terlihat lengang. Aku bergegas menyusuri rumah skit dan menganti
seragam, kemudian mengambil tugas yang sudah di sediakan oleh susuter kepala
kepada kami di meja informasi.
“ menganti bunga…”
Ternyata tugasku hari ini hanya
menganti bunga….
“ lebih baik segera kumulai”
seyumku bangga. Entah mengapa pagi ini aku merasa bersemangat sekali. Mungkin
karena telah mengantarkan gadis itu ke sekolah dan dapat menyaksikan senyumnya.
Sembari mendorong rak berisi bermacam – macam bunga aku segera memasuki ruang –
ruang kamar pasien sampai tibalah di kamar 203…
“anyeong…..” sapaku ramah
sembari membuka pintu kamar 203. Perlahan ku susuri kamar dengan pasien yang
sedang terbaring lemah, untuk mencari vas bunga di kamar ini.
“ sepertinya gadis ini pasien
baru “ gumamku
“ akh..dimana vas itu.. ?”. “
biasanya ada di sini…” ucapku bingung
“Umma… Umma…”
Aku tersentak kaget, sejurus
pandanganku pun langsung tertuju pada
gadis itu..
“ Nona.. Kau baik – baik
saja…?” tanyaku pelan
Gadis itu tak merespon ia tetap
terpejam lemah.
“ mengapa tak ada yang
menjaganya…?” sembari meneruskan pencarian. Akupun berjalan menuju ke kamar kecil ( WC ) untuk mencari benda itu, entah
mengapa kakiku ingin melangkah ke ruang itu.
“ krek…”
“ Moo…!!” seruku sedikit
nyaring
Aku menemukan pecahan vas bunga
di atas westavel dengan noda berwarna merah, sontak akupun keluar
dari ruangan itu dan kembali menatap pasien yang berjarak 50 m di hadapanku
ini. “ apa.. dia?”. Aku mualai mendekatinya, ketika tepat berada di samping gadis ini aku ragu –
ragu untuk mencarinya. Mencari sesuatu yang ganjal dari gadis ini, akhirnya aku
mencoba untuk menyentuh wajahnya” mengapa dingin sekali..?” akupun penasaran
dan ingin membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya… awalnya aku takut
untuk melakukannya, tapi ada dorongan di diriku ini yang menyuruhku untuk
melakukannya. Aku pun membukanya …. sontak
mataku tercengang melihat goresan – goresan di tangannya, goresan luka yang
mulai membiru, tepat seperti apa yang ku fikirkan. Aku bingung, gugup, takut…!!!
tanpa fikir panjang akhirnya aku memutuskan untuk menekan tombol darurat dan
menaggil susuter..
“ suster ,, kamar 203.. !!!“ tak
lama dari kenekatanku, suster dan dokter
lengkap dengan segala peralatan yang mereka punya menuju kamar yang ku sebut. Akupun
segera keluar dan menyerahkan urusan itu pada mereka.
-------------
Pagi ini lagi – lagi tugasku
adalah untuk menganti bunga dan sedikit memberikan pewangi ruangan. Kamar demi
kamar ku susuri sampai tibalah aku pada kamar 203 .. aku sedikit ragu untuk
masuk ke kamar itu, namun keraguan itu
ku abaikan demi tugasku.
“ krek… “
“ anyong… “ sapaku sembari
menundukkan sedikit kepalaku. Aku sedikit heran karena ada yang membalas
angukkanku.
“ anyong…” seru seorang laki –
laki dengn tubuh tinggi besar kira – kira berusia 42 tahun .
“ akh… kau pegawai di sini ?”
Tanya laki – laki itu.
“ tidak… saya hanya seorang
murid yang mendapatkan tugas di sini..! “
“ akh…. Begitu.., apakah kau
yang membantunya kemarin ?” tanyanya
“ tidak… kebetulan saja saya meliahtanya… “
“ gomawoo… kau sudah
menyelamatkannya..” ucap laki – laki itu
“ anda harus menjaganya, jika
aku lancang maafkan aku. Tapi bolekah saya mengetahui mengapa ia seperti ini ?”
“ ini semua salahku…, gadis ini
adalah anak yang sangat periang. Namanya Goo Hara dan aku adalah ayahnya,
semenjak perusahan yang ku bangun akan bangkrut aku memutuskan untuk focus
membangun perusahaan kembali dan melakukan perjalanan dinas keluar kota selama
berhari – hari, bahkan waktu yang ku miliki untuk keluargaku hanya satu persen
saja yang membuat istriku harus merawat putrid kami yang berusia 10 thn sendirian. Aku tidak bisa
mengawasinya.. aku tidak bisa membantunya karena tugasku. Aku hanya setahun sekali pulang dan kadang hanya
mengabarinya lewat telpon jika sudah larut malam. Itu ku lakukan selama empat tahun berturut – turut,
sehingga membuat putriku ini sangat dekat dengan ibunya. Hinga suatu saat tanpa
kami sadari istriku mengalami kangker getah bening yang merengut nyawanya
setahun yang lalu , yang membuat pukulan berat padaku dan juga Ha Ra. Kesedihan
ini dirasanya berlarut – larut hingga menyebabkan ia depresi dan tertekan. Kata
dokter depresi yang di alaminya dapat menyakiti dirinya sendiri karena ia
meraasa bersalah ataupun menyakiti orang yang mengambil atau merebut orang
terdekat atau di sayangnya.
----------
Hari ke 30
Hari ini adalah hari terakhir
ku menjalankan tugasku, dan dari kejadian yang terjadi di kamr 203 hatiku
tergerak untuk menghilangkan depresi yang dialami oleh gadis itu, awalnya gadis
itu tidak menyukaiku namun perlahan aku dapat mengambil hatinya dan menjadi
temannya seperti sekarang ini.
“ krek…”
“ Ha Ra.. apa kau siap
membantuku pagi ini.. ?” tanyaku
“ ya… Oppa aku siap…!” serunya sembari tersenyum.
“ akh.. kau baik sekali… ini
hari ke delapan kau membantuku, bagainama aku mengajihmu..” seruku bercanda.
“ kau tak perlu mengajihku
hanya mentraktirku saja di kantin rumah sakit, makanan yang di sediakan sangat
tidak enak.. “ serunya.
“ akh… baiklah…”
“ ayo… kita kerjakan… “ seruku
sembari mendorong troli rak bunga ini.
2 jam telah berlalu, yeoja bernama
Ha Ra tampak mengeluarkan banyak sekali peluh hasil dari membantuku tadi…. Ia
sedikit mengusapkan keningnya yang berkeringat. Manis…..
“ semua sudah beres…. Saatnya
kau mentraktirku oppa…. “ serunya
“ baiklah…. Ayo… “ aku segera
melangkah menuju kantin rumah sakit tentu saja dengan seorang yeoja yang
bernama GOO Ha Ra yang telah menjadi temanku beberapa hari ini.
“ hei.. pelan – pelan saja
kalau makan…” seruku
“ aku lapar…. Lelah sekali
membantumu oppa! Mengertilah…” ujarnya memohon
“ bailklah…., tapi aku malu di
lihat orang di sekitar ku…”
“ apa…!!”
“ tidak.... makanlah ,
hahahhaha” tawaku di susul dengan tawanya karna baru menyadari sikapnya.
15 menit kemuadian…
Istirahatlah.. sebentar lagi
ayahmu akan datang aku akan menjagamu...
“ baiklah…” seru gadis itu
sembari berbaring di ats tempat tidurnya
“ anyong…!” seru seseorang dari
luar. Ayah Ha Ra. Seperti biasa kamipun bercanda hingga Ha Ra terlelap tidur.
“ Gomawoo donghae.. “ seru
ajusshi. Aku hanya menunduk dan tersenyum kepadanya.
“ ajusshi aku harus berpamitan
kepadamu, karena hari ini tugasku selesai di rumah sakit ini “
“ benarkah… ?” tanyanya
“ aku menganguk mantap. “Kau
akan melanjutkan sekolah ke mana ?” tanyanya
“ saya tidak tau… “ jawabku
“ bukankah… sebentar lagi
pembukaan pendaftaran perguruan tinggi,… ?” tanyanya
“ akh… benar… ! sayang sekali
aku tidak memikirkannya … “
“ bukankah kau seorang yang
cukup pandai di sekolahmu, sayang sekali jika kau tidak melanjutkan sekolahmu,
di mana orang tuamu… ?” tanyanya. Yang membuat hatiku sedikit terguncang.
“ Appa sudah meninggal saat
usiaku 5 tahun, aku di besarkan oleh umma sampai usiaku 15 tahun dia memutuskan
untuk bekerja di salah satu kedai makanan di kampung ku dan membiayaiku sekolah
hingga sekarang, aku sangat bangga memiliki umma sepertinya… untuk dapat
bersekolah sampai sekarang di kota yang sangat maju ini aku sudah bersyukur,
aku tidak ingin menuntutnya.. ia sudah cukup tua untuk bekerja… biar aku saja
yang menggantikannya bekerja…” ujarku sedikit bergetar…
Aku memang mengiginkan bersekolah
ke perguruan tinggi seperti teman – temanku yang lain, tapi aku tidak mampu
untuk itu, beasiswa yang ku harapkan raib seketika ketika kartu keluargaku
lenyap terbakar bersamaan dengan tragisnya kematian ayahku….
“ apa kau tidak memiliki
biaya..?” tanyanya. Aku tertawa mendengar perkataanya apa orang sepertiku ini
mudah sekali dikasihani,” benar” jawabku.
“ sayang sekali orang pandai
sepertimu tidak bisa melanjutkan sekolah..” serunya. Aku miris mendengar perkataannya.
“ ajusshi maafkan aku, aku harus
pergi sekarang… “ pamitku menganguk kepadanya.
“ tidak… tunggu sebentar..
maafkan aku, aku akan menawarkanmu pekerjaan. Bisakah kau memenuhinya jika ia
kau bisa menjalankan kuliah di universitar yang kau inginkan..” ucapnya.
“ apa yang bisa ku lakukan ?”
tanyaku bingung.
“ bisakah kau menjadi guru les
privat Ha Ra ?” tanyanya. Aku bimbang dengan perkataan ajusshi tersebut. Apa
aku harus mengiakannya ? atau menolaknya?
Fikiranku pun buyar dengan
sedirinya…..
Di sisi lain pekerjaan ini
menguntungkan bagiku, di sisi lain aku mengerti resiko yang ku ambil dari
pekerjaanku ini, jujur saja aku bukan orang tolol yang tidak mengerti mengapa
ajjushi ini memilihku sebagai guru prifat putrinya. Tidak lain tidak bukan
adalah karena putrinya menyukaiku…
Jika aku tidak menerima tawaran
ini berarti aku tidak dapat bersekolah ke perguruan tinggi dan itu berarti aku
akan bekerja menggantikan umma, sedangkan umma menyekolahkanku agar aku menjadi
seseorang yang sukses seperti yang di harapkannya… tapi, jika aku mengiakannya
aku akan jatuh di dalam hati yeoja itu, di tambah lagi gadis ini memiliki
keterbelakangan depresi tersendiri… jika benar ia menyukaiku bagaimana dengan
perasaanku…
“ akh… kepalaku ingin pecah… “
gumamku…
“ bagaimana…. Jika kau ingin
memikirkannya fikirkanlah dulu… aku akan memberimu sedikit waktu sampai putriku
keluar rumah sakit ini… “ ujarnya
“ baikalah… jika kau mengiyakan
ku yakin kau tidak menyesal…. Ini demi masa depan dan ibumu…, tapi kau harus
memnuhi janjimu… “
“ bisakah aku mengetahui janji
apa itu ? tanyaku polos
“ kau harus berpura – pura
menyukainya meskipun kau tak menyukainya… “
Aku terdiam dan berpamitan
untuk berlalu dari hadapannya telinggaku ini masih sedikit asing dengan kata –
kata yang ia ucapkan tadi…
End flash back
Yeoja yang bersandar di
pundakku pun terbangun karena mengetahui guncangan kepanikan dari tubuhku yang
sedikit terlihat…
“ ada apa oppa… ? apa sesuatu
terjadi padamu ? “ tanyanya
“ bukan apa – apa hanya urusan
kuliahku… maaf aku harus mengantarmu pulang sekarang.. “ ujarku
“ akh baiklah… trimakasih telah
mengajakku berjalan – jalan hari ini… “ serunya sembari menyepulkan senyum
penuh kebahagiaannya itu.
Maaf Young Ji Suen…
-ooOO8OOoo-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar