U - Kiss

U - Kiss

Senin, 25 Juni 2012

My Shadow ( Part 4 )


 anyeong haseo.....
part 4 nya udah jadi nih... maaf rada lama sedikit...
karena urusan sekolahku gak bisa buat di tinggalin...
silahkan membaca ^^
Lee Donghae POV
Hari ini aku dan Ji Seun  memutuskan pergi ke tamanan ria…. Tempat yang paling ia sukai… bukan untuk apa aku mengajaknya kemari, melainkan untuk memberi sedikit kebahagiaan kepadanya… karena, aku akan pergi meninggalkannya nanti…… aku terlalu tamak jika melibatkannya dengan urusan perasaanku ini…… dia benar – benar gadis yang baik….
“ Ji Suen~ah…. Apa kau senang  es krim itu dan naik kicir ini bersama oppa…” seruku.
Gadis di hadapanku ini  menganguk , hah… ia membuat perasaanku lega, tetapi mengapa hari ini aku sedikit gelisah ketika memikirkan Ha Ra.
1 jam kemudian kami memutuskan duduk di bangku yang terletak tengah taman ria.
“ Oppa aku lelah bersenang – senang seharian ini bersamamu…! Bisakah aku bersandar di pundakmu…” ujar yeoja itu.
Akupun menyandarkan kepala yeoja itu di pundakku, ia bersandar dan mulai meflash back cerita saat kami pertama kali bertemu, sampai akhirnya ia mengungkapkannya lagi, yah… perasaannya. Perasaannya terhadapku yang tak pernah ia tutupi, tapi apa yang ia keluarkan dari bibir manisnya itu mewakili perasaanya terhadapku secara tidak tersurat.
“ kau memang gadis yang pandai membalut perasaanku Ji Seun ah…” gumamku dalam hati.
Aku pun terdiam beberapa saat…
“ Maaf… Ji Suen… aku memang sangat menyukaimu, tapi aku tidak bisa membawamu ke dalam hatiku.. ada seseorang yang membutuhkanku lebih dari dirimu, aku sangat menyanyagimu,,,,” ujar donghae lembut sembari mengarahkan pandangnnya kepada yeoja yang bersandar di pundaknya itu.
“ hah… gadis nakal… kau tidur di saat aku serius berkata kepadamu..” seru donghae sembari merapikan rambut yang menutupi wajah yeoja itu..
“ aku akan selalu menjadi bayanganmu.. dan tidak akan meninggalkan mu Ji Suen.. meskipun tubuhku bersama orang lain”
“ Clup…”  ( tepat di kening yeoja manis ini )
--------------------------
 You are my everything…
Nothing your love won’t bring…
My life is yours alone….”
Aku terpecah pada lamunanku yang entah sedang memikirkan apa…
“ ayah Ha Ra.. ?”
“ Yobseo….”
“ bukankah sudah ku peringatkan agar kau menghindari hal yang tidak boleh kau lakukan…” seru laki – laki di ujung sana.
“ ma’af apa maksud anda… ?” Tanyaku bingung
“ kau tidak tau ! jangan menutupinya… ! aku tau  jika kau laki – laki baik , tapi jangan kau permainkan seperti ini putriku ! bukankah kau sudah menyetujui perjanjian kita…”  Ujar nya
Aku tercekat.. mendengar perkataanya ! mana mungkin aku melupakan perjanjian itu, aku mengingatnya… mengingat semuanya. Tapi aku tak tau jika aku terseret sampai sejauh ini.
“ apa yang terjadi ?” tanyaku bodoh
“ apa kau tau …!! Ha Ra melihatmu berjalan dengan seorang Yeoja tadi… !! akh……apa sampai sekarang kau masih bersamananya ??” cetusnya
“ Tidak !! ajjushi ku mohon jangan katakana apapun padanya, kau harus menjanganya.. “ ujar donghae gelisah
“ tentu saja aku akan menjaga putriku… ! sekarang terserah padamu..! jika terjadi sesuatu pada putriku nantinya… kau orang yang akan ku cari ! Arraso…” seru lelaki itu.
“ Aku… “ tut… tut… tut…” sambungan telpon itupun terputus.
---------------

Flashback-
“ akh…. Mengapa aku harus menjalani PKL di rumah sakit! Jelas – jelas aku tidak menyukainya! Tenang Lee Dong Hae ini hanya sebulan dan kau pasti bisa , Fitthing!!!” ujarku menyemangati diri.
Setiap hari selama sebulan di akhir kelulusanku dari ‘DongJung BoSan School’ aku menjalani kewajiban siswa untuk melakukan ‘Praktik Kerja Lapangan’ dan kebetulan sekali aku di tugaskan di tempat yang tidak ku sukai, Rumah sakit. Sudah 18 hari ini aku melakukan tugasku. Setiap paginya aku harus menganti  bunga, mengantar makanan bahkan membantu suster untuk menganti infuse, atau kita bisa menyimpulkannya sebagai asistensuster. Seperti pagi ini, aku memarkirkan skuterku di tempat parkiran yang masih terlihat lengang. Aku bergegas menyusuri rumah skit dan menganti seragam, kemudian mengambil tugas yang sudah di sediakan oleh susuter kepala kepada kami di meja informasi.
“ menganti bunga…”
Ternyata tugasku hari ini hanya menganti bunga….
“ lebih baik segera kumulai” seyumku bangga. Entah mengapa pagi ini aku merasa bersemangat sekali. Mungkin karena telah mengantarkan gadis itu ke sekolah dan dapat menyaksikan senyumnya. Sembari mendorong rak berisi bermacam – macam bunga aku segera memasuki ruang – ruang kamar pasien sampai tibalah di kamar 203…
“anyeong…..” sapaku ramah sembari membuka pintu kamar 203. Perlahan ku susuri kamar dengan pasien yang sedang terbaring lemah, untuk mencari vas bunga di kamar ini.
“ sepertinya gadis ini pasien baru “ gumamku
“ akh..dimana vas itu.. ?”. “ biasanya ada di sini…” ucapku bingung
“Umma… Umma…”
Aku tersentak kaget, sejurus pandanganku pun  langsung tertuju pada gadis itu..
“ Nona.. Kau baik – baik saja…?” tanyaku pelan
Gadis itu tak merespon ia tetap terpejam lemah.
“ mengapa tak ada yang menjaganya…?” sembari meneruskan pencarian. Akupun  berjalan menuju ke kamar  kecil ( WC ) untuk mencari benda itu, entah mengapa kakiku ingin melangkah ke ruang itu.
“ krek…”
“ Moo…!!” seruku sedikit nyaring
Aku menemukan pecahan vas bunga di atas westavel  dengan  noda berwarna merah, sontak akupun keluar dari ruangan itu dan kembali menatap pasien yang berjarak 50 m di hadapanku ini. “ apa.. dia?”. Aku mualai mendekatinya, ketika  tepat berada di samping gadis ini aku ragu – ragu untuk mencarinya. Mencari sesuatu yang ganjal dari gadis ini, akhirnya aku mencoba untuk menyentuh wajahnya” mengapa dingin sekali..?” akupun penasaran dan ingin membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya… awalnya aku takut untuk melakukannya, tapi ada dorongan di diriku ini yang menyuruhku untuk melakukannya. Aku pun membukanya ….  sontak mataku tercengang melihat goresan – goresan di tangannya, goresan luka yang mulai membiru, tepat seperti apa yang ku fikirkan. Aku bingung, gugup, takut…!!! tanpa fikir panjang akhirnya aku memutuskan untuk menekan tombol darurat dan menaggil susuter..
“ suster ,, kamar 203.. !!!“ tak lama dari kenekatanku, suster  dan dokter lengkap dengan segala peralatan yang mereka punya menuju kamar yang ku sebut. Akupun segera keluar dan menyerahkan urusan itu pada mereka.
-------------
Pagi ini lagi – lagi tugasku adalah untuk menganti bunga dan sedikit memberikan pewangi ruangan. Kamar demi kamar ku susuri sampai tibalah aku pada kamar 203 .. aku sedikit ragu untuk masuk ke kamar itu, namun  keraguan itu ku abaikan demi tugasku.
“ krek… “
“ anyong… “ sapaku sembari menundukkan sedikit kepalaku. Aku sedikit heran karena ada yang membalas angukkanku.
“ anyong…” seru seorang laki – laki dengn tubuh tinggi besar kira – kira berusia  42 tahun .
“ akh… kau pegawai di sini ?” Tanya laki – laki itu.
“ tidak… saya hanya seorang murid yang mendapatkan tugas di sini..! “
“ akh…. Begitu.., apakah kau yang membantunya kemarin ?” tanyanya
“ tidak… kebetulan saja  saya meliahtanya… “
“ gomawoo… kau sudah menyelamatkannya..” ucap laki – laki itu
“ anda harus menjaganya, jika aku lancang maafkan aku. Tapi bolekah saya mengetahui mengapa ia seperti ini ?”
“ ini semua salahku…, gadis ini adalah anak yang sangat periang. Namanya Goo Hara dan aku adalah ayahnya, semenjak perusahan yang ku bangun akan bangkrut aku memutuskan untuk focus membangun perusahaan kembali dan melakukan perjalanan dinas keluar kota selama berhari – hari, bahkan waktu yang ku miliki untuk keluargaku hanya satu persen saja yang membuat istriku harus merawat putrid kami yang berusia  10 thn sendirian. Aku tidak bisa mengawasinya.. aku tidak bisa membantunya karena tugasku. Aku hanya  setahun sekali pulang dan kadang hanya mengabarinya lewat telpon jika sudah larut malam.  Itu ku lakukan selama empat tahun berturut – turut, sehingga membuat putriku ini sangat dekat dengan ibunya. Hinga suatu saat tanpa kami sadari istriku mengalami kangker getah bening yang merengut nyawanya setahun yang lalu , yang membuat pukulan berat padaku dan juga Ha Ra. Kesedihan ini dirasanya berlarut – larut hingga menyebabkan ia depresi dan tertekan. Kata dokter depresi yang di alaminya dapat menyakiti dirinya sendiri karena ia meraasa bersalah ataupun menyakiti orang yang mengambil atau merebut orang terdekat atau di sayangnya.
----------
Hari ke 30
Hari ini adalah hari terakhir ku menjalankan tugasku, dan dari kejadian yang terjadi di kamr 203 hatiku tergerak untuk menghilangkan depresi yang dialami oleh gadis itu, awalnya gadis itu tidak menyukaiku namun perlahan aku dapat mengambil hatinya dan menjadi temannya seperti sekarang ini.
“ krek…”
“ Ha Ra.. apa kau siap membantuku pagi ini.. ?” tanyaku
“ ya… Oppa aku siap…!” serunya  sembari  tersenyum.
“ akh.. kau baik sekali… ini hari ke delapan kau membantuku, bagainama aku mengajihmu..” seruku bercanda.
“ kau tak perlu mengajihku hanya mentraktirku saja di kantin rumah sakit, makanan yang di sediakan sangat tidak enak.. “ serunya.
“ akh… baiklah…”
“ ayo… kita kerjakan… “ seruku sembari mendorong troli rak bunga ini.
2 jam telah berlalu, yeoja bernama Ha Ra tampak mengeluarkan banyak sekali peluh hasil dari membantuku tadi…. Ia sedikit mengusapkan keningnya yang berkeringat. Manis…..
“ semua sudah beres…. Saatnya kau mentraktirku oppa…. “ serunya
“ baiklah…. Ayo… “ aku segera melangkah menuju kantin rumah sakit tentu saja dengan seorang yeoja yang bernama GOO Ha Ra yang telah menjadi temanku beberapa hari ini.
“ hei.. pelan – pelan saja kalau makan…” seruku
“ aku lapar…. Lelah sekali membantumu oppa! Mengertilah…” ujarnya memohon
“ bailklah…., tapi aku malu di lihat orang di sekitar ku…”
“ apa…!!”
“ tidak.... makanlah , hahahhaha” tawaku di susul dengan tawanya karna baru menyadari sikapnya.
15 menit kemuadian…
Istirahatlah.. sebentar lagi ayahmu akan datang aku akan menjagamu...
“ baiklah…” seru gadis itu sembari berbaring di ats tempat tidurnya
“ anyong…!” seru seseorang dari luar. Ayah Ha Ra. Seperti biasa kamipun bercanda hingga Ha Ra terlelap tidur.
“ Gomawoo donghae.. “ seru ajusshi. Aku hanya menunduk dan tersenyum kepadanya.
“ ajusshi aku harus berpamitan kepadamu, karena hari ini tugasku selesai di rumah sakit ini “
“ benarkah… ?” tanyanya
“ aku menganguk mantap. “Kau akan melanjutkan sekolah ke mana ?” tanyanya
“ saya tidak tau… “ jawabku
“ bukankah… sebentar lagi pembukaan pendaftaran perguruan tinggi,… ?” tanyanya
“ akh… benar… ! sayang sekali aku tidak memikirkannya … “
“ bukankah kau seorang yang cukup pandai di sekolahmu, sayang sekali jika kau tidak melanjutkan sekolahmu, di mana orang tuamu… ?” tanyanya. Yang membuat hatiku sedikit terguncang.
“ Appa sudah meninggal saat usiaku 5 tahun, aku di besarkan oleh umma sampai usiaku 15 tahun dia memutuskan untuk bekerja di salah satu kedai makanan di kampung ku dan membiayaiku sekolah hingga sekarang, aku sangat bangga memiliki umma sepertinya… untuk dapat bersekolah sampai sekarang di kota yang sangat maju ini aku sudah bersyukur, aku tidak ingin menuntutnya.. ia sudah cukup tua untuk bekerja… biar aku saja yang menggantikannya bekerja…” ujarku sedikit bergetar…
Aku memang mengiginkan bersekolah ke perguruan tinggi seperti teman – temanku yang lain, tapi aku tidak mampu untuk itu, beasiswa yang ku harapkan raib seketika ketika kartu keluargaku lenyap terbakar bersamaan dengan tragisnya kematian ayahku….
“ apa kau tidak memiliki biaya..?” tanyanya. Aku tertawa mendengar perkataanya apa orang sepertiku ini mudah sekali dikasihani,” benar” jawabku.
“ sayang sekali orang pandai sepertimu tidak bisa melanjutkan sekolah..” serunya. Aku miris mendengar perkataannya.
“ ajusshi maafkan aku, aku harus pergi sekarang… “ pamitku menganguk kepadanya.
“ tidak… tunggu sebentar.. maafkan aku, aku akan menawarkanmu pekerjaan. Bisakah kau memenuhinya jika ia kau bisa menjalankan kuliah di universitar yang kau inginkan..” ucapnya.
“ apa yang bisa ku lakukan ?” tanyaku bingung.
“ bisakah kau menjadi guru les privat Ha Ra ?” tanyanya. Aku bimbang dengan perkataan ajusshi tersebut. Apa aku harus mengiakannya ? atau menolaknya? 
Fikiranku pun buyar dengan sedirinya…..
Di sisi lain pekerjaan ini menguntungkan bagiku, di sisi lain aku mengerti resiko yang ku ambil dari pekerjaanku ini, jujur saja aku bukan orang tolol yang tidak mengerti mengapa ajjushi ini memilihku sebagai guru prifat putrinya. Tidak lain tidak bukan adalah karena putrinya menyukaiku…
Jika aku tidak menerima tawaran ini berarti aku tidak dapat bersekolah ke perguruan tinggi dan itu berarti aku akan bekerja menggantikan umma, sedangkan umma menyekolahkanku agar aku menjadi seseorang yang sukses seperti yang di harapkannya… tapi, jika aku mengiakannya aku akan jatuh di dalam hati yeoja itu, di tambah lagi gadis ini memiliki keterbelakangan depresi tersendiri… jika benar ia menyukaiku bagaimana dengan perasaanku…
“ akh… kepalaku ingin pecah… “ gumamku…
“ bagaimana…. Jika kau ingin memikirkannya fikirkanlah dulu… aku akan memberimu sedikit waktu sampai putriku keluar rumah sakit ini… “ ujarnya
“ baikalah… jika kau mengiyakan ku yakin kau tidak menyesal…. Ini demi masa depan dan ibumu…, tapi kau harus memnuhi janjimu… “
“ bisakah aku mengetahui janji apa itu ? tanyaku polos
“ kau harus berpura – pura menyukainya meskipun kau tak menyukainya… “
Aku terdiam dan berpamitan untuk berlalu dari hadapannya telinggaku ini masih sedikit asing dengan kata – kata yang ia ucapkan tadi…
End flash back
Yeoja yang bersandar di pundakku pun terbangun karena mengetahui guncangan kepanikan dari tubuhku yang sedikit terlihat…
“ ada apa oppa… ? apa sesuatu terjadi padamu ? “ tanyanya
“ bukan apa – apa hanya urusan kuliahku… maaf aku harus mengantarmu pulang sekarang.. “ ujarku
“ akh baiklah… trimakasih telah mengajakku berjalan – jalan hari ini… “ serunya sembari menyepulkan senyum penuh kebahagiaannya itu.
Maaf Young Ji Suen…
Bersambung……





-ooOO8OOoo-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar